Minggu, 14 April 2013

Krisis Kepercayaan

Dijaman yang boleh dibilang amburadul ini hampir semua orang merasakan krisi kepercayaan, mempercayai orang  sama saja kita menyerahkan keselamatan kita ke orang yang kita percaya, sungguh suatu keadaan yang cukup miris , di saat kita mengidam-idamkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik justru semakin banyak orang yang merasa tidak ingin mempercayai orang lain, rasa saling curiga atar individu menjangakit dimana-mana, kepada siapakah kita harus percaya ???,  Perubahan akan sulit tercapai jika masing-masing individu menaruh rasa curiga ke orang lain diluar kelompok mereka, jangankan untuk saling percaya, untuk sejenak melupakan egois kita masing-masingpun kita masih sangat sulit, kita telah terjebak ke dalam belenggu dimensi egoisme, perubah akan tercapai  jika kita bersatu , behimpun ,berkumpul menguatkan basis untuk berjuang maraih perubahan, sejarah telah mencatat bahwa perubahan dapat terwujud jika semua element bersatu merenggut perubahan itu, tidak sedikit pengorbanan yang harus direlakan saat kita ingin mencapai suatu perubahan , mulai dari berkorban materi,waktu bahkan yang terekstrim berkorban jiwa dan raga demi tercapainya suatu perubahan yang sangat didambakan oleh semua kalangan  masyarakat.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 akhirnya perubahan yang telah lama diidamakan oleh bangsa ini tercapai juga, Masyarkat  dengan susah payah akhirnya dapat mencapai perubahan yang memang sangat didambakan dari sejak dahulu yakni perubahan nasib dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka. Semua itu tidak didapat dengan Cuma-Cuma, butuh kemauan dan juga dukungan dari semua kalangan masyarakat, kondisi masyarakat yang sangat hetrogen pada waktu itu tidak menjadi hambatan dalam proses pencapaian perubahan yang diinginkan, semua masyarakat bersatu dan saling mempercayai satu sama lain, mereka percaya bahwa jika mereka bersatu tanpa ada rasa curiga dikalangan mereka, maka bukan menjadi sebuah keniscayaan jika perubahan ke arah yang lebih baik dapat tercapai, hasilnya pun seperti sekarang yakni bangsa ini telah menjadi bangsa yang bebas dan merdeka bukan lagi bangsa yang terjajah.
percaya
Jika di saat era kemerdekaan semua elemen masyarakat saling percaya satu sama lain namun lain hal dengan kondisi yang sekarang terjadi dimasyarakat, rasa saling percaya antar satu dengan yang lainya hampir  punah/hilang, rasa curiga antar individu semakin menjangkit  ke semua masyarakat, yang dipercaya hanya orang-orang yang berlatarbelakang sama denganya. Hal ini bukan tanpa sebab, coba kita bercermin sejenak, melihat ke sekeliling kita , betapa hal ini tidak terjadi jika individu kehilangan rasa kepercayaan ke individu yang lain bahkan kepada wakil-wakil mereka di pemerintahan, Mereka-mereka(Pemerintah) yang seharusnya dijadikan panutan oleh masyarakatnya saja bertidak tidak semestinya, mereka selalu mengumbar janji-janji manis ketika ingin mendapatkan dukungan tapi ketika mereka sudah menduduki jabatan yang didinginkan, mereka lupa akan janji-janjinya, dan akhirnya janji hanya menjadi janji kosong belaka. Perilaku mereka-merka yang menamakan diri wakil rakyat  sudah membuat rakyat kecewa, maka tidak heran jika masyrakat mengalami krisis kepercayaan kepada wakil-wakil mereka di dalam pemrintahan, jika kondisi ini tidak terselsaikan maka tidak menjadi hal yang aneh jika suatu saat masyarakat sudah tidak percaya sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh mereka dan menginginkan adanya perubahan yang terbaru ( Revolusi ) demi kebaikan masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar